Jumat, 11 Februari 2011

Ice Breaking di tengah pembelajaran

Ice Breaking Dlm Pembelajaran

Ice Breaking dlm pembelajaran belajaran Pada umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana kondisi dan kemampuan daya tangkap atau memori para siswanya. Kebanyakan guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu yang tepat. Hal ini bisa kita pahami karena guru mempunyai target kurikulum yang harus selesai disampaikan kepada siswa dalam kurun waktu yang relatif singkat. Jarang sekali para guru yang memberikan ice breakers atau jeda ditengah materi pelajaran yang sedang disampaikan. Padahal melakukan ice breakers ditengah penyampaian materi pelajaran amatlah penting. Ice breakers atau pemecah kebekuan lebih sering dipakai pada saat penataran, atau diklat (pendidikan dan latihan) saja, yang memang pesertanya adalah orang-orang dewasa yang cepat mengalami kelelahan dan kejenuhan serta lemah dalam proses penyimpanan memori. Sehingga ice breakers di sini dimanfaatkan untuk menyegarkan suasana belajar, menghilangkan kejenuhan, rasa kantuk yang memang sangat mudah menyerang orang-orang dewasa. Sampai dengan saat sebagian guru yang masih enggan menyisipkan ice breakers di dalam kegiatan belajarnya. Hal ini disebabkan karena para guru kebingungan mencari bahan yang dapat dijadikan sebagai ice breakers. Bagi guru yang pandai melucu tentu bukanlah suatu masalah untuk melakukan ice breakers dalam kegiatan belajarnya. Karena membuat cerita lucu dapat juga dikatakan sebagai salah satu bentuk ice breakers. Sementara sebagian lagi guru dikarenakan belum memahami fungsi dari ice breakers itu sendiri. Oleh karenanya dari sekian banyak materi yang telah dijelaskan guru, seringkali tidak dapat diserap semua dengan baik oleh para siswa. Hal ini membuktikan adanya penurunan kemampuan daya tangkap otak dalam menyimpan memori setelah beberapa saat lamanya. Kalau kita cermati pada awalnya grafik tingkat daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan guru cukup tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapa menit kemudian terjadilah penurunan memori atau tingkat daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Pada saat inilah merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan ice breakers. Karena pada saat itu siswa telah mengalami kejenuhan sehingga sangat membutuhkan penyegaran untuk mengembalikan potensi atau kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal. Ice breakers dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau permainan. Menurut the Encyclopedia of Ice Breaker terbitan University Associates Inc (1976) bentuk ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari sekedar teka-teki, cerita-cerita lucu atau humor ringan yang memancing senyum, lagu-lagu atau nyanyian yang disertai gerakan tubuh (action song), sampai permainan-permainan berkelompok yang cukup menguras tenaga atau bahkan fikiran. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melakukan brain gym (senam otak). Ada beberapa teori yang berkaitan dengan konsep memori yakni, Pertama, teori interferensi yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati. Kedua, teori kemerosotan (decay theory), yang menjelaskan sebab-sebab mengapa manusia dapat melupakan sesuatu. Menurut teori decay seba-sebab itu terdiri atas dua jenis "penganggu (interference), yakni interferensi proaktif dan interferensi retroaktif. Interferensi proaktif terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali
  1. suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama. Interferensi retroaktif adalah kebalikan dari interferensi proaktif, di mana informasi baru menggangu informasi lama. Akhirnya dengan mempertimbangkan beberapa teori yang terkait dengan konsep memori atau penurunan daya tangkap otak dan pentingnya manfaat ice breakers. Maka perlu sekiranya para guru dalam setiap kegiatan belajarnya dapat menyisipkan sedikit waktunya untuk memberikan ice breakers. Ice breakers yang dilakukan tidak perlu lama- lama. Dengan menyisipkan ice brekaers dalam setiap pembelajaran diharapkan daya tangkap siswa dapat lebih maksimal dan suasana belajar di kelas pun menjadi selalu segar. ICE BREAKING FOR MY ANGELS Hari ini saya mengajak para siswa saya melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan. Yup! Hari ini di awal dan akhir pelajaran saya mengajak siswa- siswa saya untuk melakukan ice breaking. Awalnya saya sedikit pesimis jika ice breaking ini tidak cukup berhasil mengingat karakter siswa-siswa saya yang suka malu- malu atau bahkan beberapa anak yang memang tukang bikin onar dan sangat sulit untuk diajak bekerja sama dalam pelajaran ataupun dalam permainan. Namun saya menepis pikiran ini dan mencoba untuk mengambil resiko dan menanamkan dugaan yang jauh lebih positif. Dan ternyata saya cukup puas dengan hasil hari ini yang dapat melihat wajah siswa-siswa saya yang cemberut setelah mengerjakan sepuluh soal Quiz Bahasa Inggris berubah jadi dipenuhi tawa, senyum, dan jeritan senang. Empat hari mengikuti pelatihan Smart Learning meninggalkan kesan yang cukup mendalam dalam memory saya bahwa ternyata kegiatan ice breaking yang mungkin selama ini saya anggap kecil dan kurang berarti ternyata pada kenyataannya mampu lebih menyegarkan pikiran dan membuat sebuah pelajaran jauh lebih menyenangkan dan tidak tegang. Trainer yang menyajikan training kemarin mengatakan bahwa untuk siswa usia remaja umumnya dapat duduk tenang dan focus pada penjelasan guru di depan kelas hanya sekitar 10 hingga 15 menit hingga selebihnya siswa sudah harus melakukan sebuah kegiatan yang mampu membuat kerja otak mereka bisa jauh lebih efektif. Namun setelah melakukan tugas ada baiknya jika siswa diajak untuk kembali mengubah kegiatan dengan melakukan kegiatan ice breaking hingga pikiran mereka kembali fresh dan suasana belajar juga tidak tegang. Tadi saya menggunakan beberapa jenis permainan karena umumnya siswa usia remaja lebih suka diajak untuk bermain. Salah satu permainan yang saya gunakan adalah permainan yang dinamakan Zig-Zag. Dalam Zig-Zag siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan berbaris lurus kebelakang, kemudian Siswa diminta untuk memegang bahu teman didepannya. Jika guru berkata “Zig” siswa secara bersamaan siswa harus melompat kedepan. Jika guru berkata “Zag” siswa harus melompat ke belakang. Jika guru berkata “Zig” 3X maka siswa harus melompat ke kiri. Dan jika guru berkata “Zag” 3x maka siswa harus melompat ke kanan. Bagi kelompok yang melakukan tiga kali kesalahan maka harus mundur. Permainan ini cukup menggelikan dan mengundang tawa. Selain games sederhana diatas kita juga bisa melakukan teka-teki atau tebak-
  2. tebakan dan dijamin anak-anak pasti suka karena tebak-tebakan selalu di sukai oleh semua usia. Melihat betapa tawa dan senyum para siswa saya memberikan kebahagiaan yang melimpah pada saya, saya berpikir bahwa ice breaking akan saya pastikan selalu ada dalam pembelajaran saya. Ice Breaking (Tips-2: Menjadi Fasilitator Idola) Menjadi fasilitator idola bukanlah hal yang sulit. Semua orang bisa untuk menjadi fasilitator yang hebat, tidak terbatas pada usia maupun tingkat pendidikan. Asalkan ada kemauan dan motivasi untuk menjadi seorang fasilitator, saya yakin semua orang dapat menyandang gelar sebagai fasilitator idola. Ice Breaking Pada Tips 1 saya sudah menjelaskan bahwa untuk menjadi fasilitator yang baik, kita hanya perlu ingat “Penampilan IM3”. Tentang penampilan seorang fasilitator idola sudah kita bahas pada tips 1. Sekarang akan kita bahas tentang IM3 (Ice breaking, Materi, Metode dan Media). Karena keterbatasan halaman dalam blog ini, maka edisi kali ini kita terlebih dahulu fakus membahas tentang ICE BREAKING. Mengapa fasilitator perlu menguasai ICE BREAKING? Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu focus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak lagi dapat focus. Dalam suatu pelatihan hal tersebut perlu mendapatkan perhatian yang serius. Seorang fasilitator harus peka ketika melihat gejala yang menunjukkan bahwa peserta sudah tidak dapat konsentrasi lagi. Apa yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator ketika melihat gejala demikian? Berilah Ice breaking atau energizer. Ada banyak macam energizer atau ice breaking yang dapat digunakan dalam pelatihan. Namun jika dilihat dari metodenya dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis. 1Jenis yel-yel 2Jenis tepuk tangan 3Jenis menyanyi 4Jenis gerak dan lagu 5Jenis gerak anggota badan 6Jenis games Untuk mengenal lebih jauh tentang energizer atau ice breaking, kali ini akan saya berikan beberapa contoh singkat dari masing-masing jenis tersebut. Tapi kalau anda menghendaki tahu lebih banyak tentang ice breaking ataupun energizer bisa membaca buku saya yang berjudul ICE BREAKING DAN ENERGIZER YANG MENDIDIK. Berikut beberapa contoh singkat dari Ice breaking dan energizer tersebut : 1. Jenis yel-yel Yel-yel walaupun sederhana tetapi mempunyai tingkat “penyembuh” yang paling baik dibanding jenis lain. Dengan melakukan yel-yel selain konsentrasi menjadi pulih kembali, juga dapat menumbuhkan semangat yang tinggi dari peserta pelatihan untuk melanjutkan pelatihan. Selain itu yel-yel juga terbukti efektif untuk menanamkan esprit de corp atau kekompakan tim dalam suatu pelatihan. Banyak jenis yel yang bisa dilakukan dalam suatu pelatihan, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dari yel tersebut. Di sini akan saya jelaskan sebagai berikut:
  3. 1Jika fasilitator ingin memusatkan perhatian kembali tanpa harus berteriak-teriak,” bapak-bapak dan ibu-ibu mohon ketenangannya karena materi berikut sangat penting!”. Kalau hal itu yang kita lakukan tentu sangatlah tidak efektif. Semakin keras kita berteriak semakin gaduh pula suasana ruang pelatihan. Semakin sering kita berteriak semakin tidak terhormat pula seorang fasilitator. Bagaimana strateginya? Terlebih dahulu kita membuat kesepakatan-kesepakatan untuk melakukan yel-yel tertentu. Yel yang paling sering untuk tujuan ini adalah model-model sapa jawab. Contoh: Fasilitator menyapa Peserta menjawab Halo Hai Hai Halo Apakabar Luar biasa Selamat pagi Siap-siap Selamat siang Kerja keras Selamat sore Terima gaji Selamat malam Enak tenan Kita kembali ke… Laptop Are you ready? Yes Dsb Yel-yel tersebut dapat diciptakan sendiri berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelatihan. Jika fasilitator memandang peserta gaduh karena berbicara sendiri maka dapat menggunakan salah satu sapa jawab di atas. 1Yel juga sering digunakan untuk memompa semangat kerja tim dalam kerja kelompok. Yel-yel model ini biasanya sering digunakan untuk mengawali pekerjaan kelompok ataupun dalam mengakhiri kerja kelompok. Misalnya pada saat pelatihan peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dipersilahkan membuat yel-yel yang dapat memotivasi mereka untuk lebih semangat atau bahkan agar mempunyai daya kompetisi yang tinggi. Di sini yel- yel yang mereka ciptakan akan sangat berfariasi sebab jika ada 10 kelompok, maka akan terdapat 10 yel yang berbeda-beda. Yel-yel yang muncul seperti: Pring reketek, gunung gamping ambrol Pasti Kelompok anggrek yang paling jempol Kelompok mawar……… Oke-oke.. yes.. Dsb.
  4. 2. Jenis tepuk tangan Tepuk tangan pada awalnya adalah merupakan salah satu ekspresi kegembiraan disamping tertawa. Biasanya kegembiraan yang diekspresikan dengan tepuk tangan adalah saat mendengar atau melihat diri kita atau orang lain yang memiliki hubungan dekat dengan kita mengalami suatu keberhasilan tertentu. Misalnya kita mendengar kabar kita dinyatakan lulus ujian, atau bisa juga anak kita sedang memenangi suatu perlombaan tertentu. Ice breaking atau energizer jenis tepuk dapat dilakukan oleh siapa saja. Bagi peserta yang kurang suka menyanyi atau juga peserta yang kurang memiliki rasa percaya diri biasanya memilih model ini. Tepuk tangan juga sangat bagus dilakukan oleh siapa saja dengan tidak melihat usia. Dari anak kecil samapai orang tua tetap pantas melakukan jenis ini. Untuk kepentingan energizer dalam pelatihan, tepuk tangan dapat dimodifikasi menjadi banyak sekali modelnya. Pada kesempatan ini saya akan memberikan beberapa model tepuk tangan, klik di sini Possibly Related Posts: Antara Pemain dan Pelatih Sepakbola Gunung Berapi di Dasar Laut Cek Arah Qiblat Shalat Anda! Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Panduan Penyusunan Portopolio untuk Pengawas Share and Enjoy: Tags: fasilitasi, Pendidikan Dasar, pengembangan profesional 8 Responses to “Ice Breaking (Tips-2: Menjadi Fasilitator Idola)” 1 ariefsadiman says: 23 October 2008 at 16:39 Bagus. Tulisan-tulisan seperti ini perlu di share dengan teman-teman guru. Satu hal yang selalu membuat saya risih kalau melihat atau mendengarnya adalah semboyan Hai dan Hallo karena terlalu Amerika. Sapaan paling lazim/ spontan untuk orang (yang belum/tidak dikenal) adalah Hai (Hi). Berpapasan dengan orang/ mahasiswa lain di jalan atau tempat umum kata paling manjur untuk memecah kekakuan adalah .. hai. Saya melihat nya aneh begitu sapaan ini menular ke guru-guru kita di kecamatan / desa menarik perhatian murid2nya dengan hai - hello. Apaladi di lingkungan Madrasah. Waktu di Makasar dua hari lalu juga saya sarankan teman-teman yang memfasilatasi training Active Learning for Higher education untuk dosen-dosen UNCEN daripada memasyarakatkan Hai-hello sebaiknya cari sapaan daerah yang lebih kena / membumi. Akhirnya ditemukan sapaan ala Papua : FOI …. MOI… atau dibalik MOI…. jawabnya ….FOI.
  5. 2 sunartombs says: 23 October 2008 at 18:32 Terima kasih banyak pak Arief atas masukannya. Memang benar apa yang dikatakan bapak, dan dibeberapa daerah pernah ada protes tentang “halo-hai” terutama daerah yg berbasis islam. Pernah juga mereka mengususlkan sapa Allahu akbar jawab la illaha ilallah. Tapi barangkali kedua salam sapa tersebut terlalu “bermerk” ya ? Saya yakin berdasarkan masukan bapak Arief, akan menjadi masukan yang “mengkreatifkan” teman-teman fasilitator di lapangan. 3 Gora says: 23 October 2008 at 18:35 Betul sekali Pak Arief, saya juga pernah mendengar cerita seperti itu dari teman- teman DLC dari Aceh. Sepertinya lokalisai menjadi solusi menarik untuk teknik menyapa ini… Salut buat Pak Sunarto yang selalu membuat tulisan-tulisan kreatif di blog ini. Terus berkarya pak! 4 agusampurno says: 27 October 2008 at 19:53 Thanks Pak Sunarto dan Pak Arief, saya jadi belajar dari diskusi di atas, memang merupakan tantangan bagi seorang fasilitator untuk membuat peserta pelatihan mau dengan cepat kembali berkonsentrasi kepada pelatihan yang sedang dijalankan. Bravo DBE2!! 5 Dewa says: 26 February 2009 at 23:08 Sangat sederhana namun masuk akal. Yang penting adalah jangan sampai audience kehilangan ketertarikan dengan materi yang kita sampaikan 6 budisan68 says: 23 March 2009 at 21:19 YA…saya juga harus belajar banya dari para fasilitator, karena guru khan fasilitator juga…. PELATIHAN “SMART LEARNING” UNTUK GURU (Hari ke 2) Mei 22, 2009 oleh misswardhani Saya lupa untuk menuliskan pelatihan Smart Learning yang di persembahkan dari KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) pada hari pertama. Mungkin karena pada hari pertama saya cukup lelah hingga membuat saya melupakan menulis pengalaman pelatihan kali ini. Pelatihan hari ini, alias pelatihan hari ke 2 cukup menyenangkan. Mengapa? Yah ternyata banyak sekali hal yang dapat membantu saya dan siswa saya untuk menerima pelajaran dengan baik dan menjadi pembelajar yang baik pula. Ternyata belajar itu tidak sesulit dan semenyebalkan yang kita bayangkan selama ini. Ternyata belajar itu menyenangkan dan mudah sekali. Ada tiga hal yang menjadi sorotan pelatihan Smart Learning ini. Sorotan pertama adalah mengenai Speed Reading, SMS alias Super Memory System, dan Map Mapping. Saya akan bahas sedikit mengenai Mind Mapping. Selama ini kita dan juga siswa selalu mencatat bahan pelajaran dengan catatan klasik menurun ke bawah seperti isi buku.
  6. Sebenarnya itu lah yang membuat kegiatan belajar menjadi membosankan dan sulit. Kenapa? Karena catatan bertujuan agar kita dapat mengingat pelajaran namun nyatanya catatan klasik tidak cukup efektif untuk membuat kita jadi paham dan mengingat pelajaran dengan baik, ini dikarenakan catatan klasik tidak cukup memberikan otak kita makanan. Apa ya otak makanan? Dari pelatihan hari pertama di para peserta di sodorkan kartu- kartu berisikan 3 kategori, yang pertama gambar-gambar berwarna hitam putih, kedua adalah hanya berupa tulisan dan yang ketiga adalah gambar dengan warna yang bermacam-macam dan menarik. Setelah seluruh peserta di minta untuk mengambil gambar yang disukai kebanyakan peserta mengambil gambar yang berwarna. Sebelumnya para peserta di sodori sebuah rangkuman yang dibantu dengan gambar dan warna bernama Mind Mapping dan peserta jauh lebih mengingat catatan tersebut di bandingkan catatan klasik. Selanjutnya para peserta juga di beri deretan tulisan dan gambar dan diminta untuk menghapalkannya, ternyata para peserta lebih banyak mengingat gambar dibandingkan tulisan. Kesimpulannya adalah, bahwa kebanyakan orang dan otak termasuk juga otak siswa-siswa kita jauh lebih bisa mengingat dan berfungsi jika ada warna dan gambar. Intinya dalam menyuguhkan pelajaran sebaiknya kita sebagai guru juga menyuguhkan gambar dan warna agar membuat siswa dapat lebih mengingat pelajaran yang kita suguhkan. Begitu juga para siswa sebaiknya kita anjurkan untuk memenuhi buku catatan mereka dengan gambar dan warna. Jadi apa makanan otak? Ya, gambar dan warna. Berikut ini adalah contoh Mind Mapping mengenai Simple Present dalam pelajaran Bahasa Inggris yang bisa jadi bahan guru dan siswa agar membuat pelajaran jadi lebih menarik dan menyenangkan. 10lgkh menjemput rezki Juni 4, 2009 oleh misswardhani Jika mendengar atau melihat kata ‘Rezeki’ mungkin sebagian besar kita membayangkan setumpuk uang kertas berwarna merah atau deretan angka nol pada buku tabungan kita, namun sebenarnya rezeki itu sendiri jauh lebih luas maknanya. Rezeki udara untuk bernapas, rezeki makanan untuk mempertahankan kehidupan, rezeki ilmu guna melestarikan bumi, rezeki iman untuk menenangkan jiwa kita, rezeki kesehatan untuk kelapangan kegiatan kita, serta berlimpah rezeki lain yang sadar atau tidak sadar kita lewatkan. Ada 10 langkah menjemput rezeki: 1. Taqwa “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)”. 2. Tawakal Nabi s.a.w bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al Hakim dari Umar bin al Khattab r.a) 3. Shalat
  7. Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat dhuha), nanti pasti akan aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani) 4. Istighfar “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesuangguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-klebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12) “Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim) 5. Silaturahmi Imam Bukhari mer Diriwayatkan bahwa Rsulullah saw bersabda, “ Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahmi.” 6. Sedekah Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari) 7. Berbuat Kebaikan “Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al qashash: 84) Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambanya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad) 8. Berdagang Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (Riwayat Ahmad) 9. Bangun Pagi Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya, “Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Tuhamzekiu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.” (HR. Al-Baihaqi) 10. Bersyukur “Sesungguhnya jika kami bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
  8. dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat sedih.” (QS Ibrahim: 7) Karenanya apapun rezeki yang kita harapkan maka akan selalu ada langkah yang harus kita usahakan. Dan yang paling utama adalah selalu memelihara rasa syukur terhadap semua yang sedang kita miliki sekarang. Source: Majalah Zakat Nurani, DPU Kaltim, Ed 06/1430 H Workshop The Great Teacher for The Great School Development (1) Agustus 23, 2008 oleh misswardhani Siang tadi saya menghadiri sebuah workshop di gedung biru (sebutan untuk gedung harian Kaltim Post). Workshop tersebut bertema pendidikan, karena itu seluruh pesertanya adalah merupakan para guru; guru dari berbagai instansi pendidikan dan dari berbagai jenjang ajaran. Workshop yang bertema “The Great Teacher for The Great School Development” ini inti materinya adalah memberi semangat dan motivasi bagi para guru untuk lebih mencintai pekerjaannya, merubah diri menjadi guru hebat, dan memotivasi guru untuk dapat memotivasi siswanya. Hal ini dalam rangka menuju bentuk Sekolah Internasional. Saya akan bahas satu persatu mengenai isi materi dari workshop siang tadi. Yang pertama adalah motivasi. Saya sadari bahwa selama ini siswa-siswi kelas 8 tempat saya menjadi wali kelas sedang mengalami krisis percaya diri, krisis keyakinan diri, dan krisis motivasi hidup dan belajar. Terus terang saya baru 1.5 bulan ini menjadi wali kelas 8 dan saya buta soal mereka. Saya sudah pernah bertanya dengan mantan wali kelas mereka mengenai kondisi siswa-siswa saya dan jujur, saya masih sedikit bingung harus memulai dari mana untuk bisa mengatasi atau setidaknya membantu sedikit masalah- masalah yang dialami siswa siswi saya. Dalam pengambilan nilai pertama, hampir 70% mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan minimal. Mungkin saya mengerti dan memahami permasalahan mereka karena kegagalan tersebut mungkin di sebabkan oleh faktor kesukaan siswa terhadap pelajaran tertentu. Saya memahami tiap anak punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda namun rasanya tetap saja saya merasa sedih melihat nilai mereka yang hancur lebur begitu. Satu hal yang sangat pasti dan dapat saya rasakan, siswa-siswa saya mengalami krisis motivasi. Mereka tidak paham untuk apa mereka sekolah dan belajar, kalaupun ada mungkin hanya beberapa dan sisanya akan berkata “Disuruh orang tua”, “Untuk cari kerja dapat uang”, “Supaya pintar”, “Supaya bisa lulus SMP”, “Supaya…bla…bla… bla…” jawaban yang sangat dangkal dan tidak bernyawa. Saya merasa mereka tidak paham benar mengapa mereka harus sekolah, mengapa mereka harus belajar, mengapa mereka harus paham pelajaran ini dan itu. Pernah sekali saya bertanya pada beberapa diantara mereka mengenai cita-cita dan kemampuan atau kelebihan diri mereka. Banyak diantara mereka yang menjawab “saya nggak tau mau jadi apa” atau “masih belum kepikiran mau jadi apa” atau “perasaan, saya nggak punya kelebihan deh!” jawaban yang sungguh sangat memprihatinkan. Seorang siswa yang tidak tahu atau tidak punya cita-cita bagaikan air yang mengalir tanpa arah tujuan. Tapi begitu mereka ditanya apa kekurangan mereka maka mereka akan dengan cepat dan panjang lebar merendahkan dan menjelek-jelekkan diri mereka dengan ungkapan “Saya ini nggak pintar, nggak suka belajar, suka tu la lit kalau
  9. dijelaskan guru tentang pelajaran…” Sungguh sayang sekali memang memiliki siswa- siswi yang merupakan calon pemimpin masa depan bangsa ini begitu tidak percaya diri dan tidak mengetahui kelebihan diri sendiri. Sedih. Untuk itu jelas sekali yang harus saya bangun dulu adalah motivasi mereka. Dorongan untuk mereka supaya mereka tahu dan paham mengenai kelebihan diri mereka yang harus bisa mereka eksploitasi, mengetahui tentang kelemahan mereka yang harus mereka perbaiki, membuat mereka memahami betapa pentingnya memiliki cita-cita, impian, dan tujuan, serta membuat mereka mengerti untuk apa sejatinya mereka belajar. Dan untuk itu sudah banyak sekali ide dalam kepala saya untuk bisa mewujudkan kelas 8 menjadi kelas yang penuh harapan dan motivasi yang tinggi dan siswa-siswi yang penuh senyum menyambut masa depan yang keras karena mereka sudah paham dengan kemampuan diri mereka sendiri. Rencana saya mungkin bisa diawali dengan motivasi tiap pagi secara rutin, menjelaskan pada mereka bahwa setiap manusia itu menentukan nasibnya sendiri. Dan kemudian dilanjutkan dengan 2 tindakan konsultasi dan dialog, pertama dialog secara rutin berkala dengan siswa, disini saya akan mencoba untuk menjadi tempat mereka bisa memuntahkan segala unek-unek dan keluhan atau tempat berbagi kebahagiaan dengan mereka selain memasukkan motivasi-motivasi secara individu untuk perkembangan motivasi mereka, yang kedua adalah tentu saja dengan berdialog dengan orang tua karena bagaimanapun orang tua harus juga terlibat secara penuh dalam memunculkan dan mengembangkan motivasi ini. Pihak sekolah tidak akan pernah berhasil menjalankan apapun tanpa dukungan penuh dari pihak orang tua dan keluarga. Yah… saya berharap dengan langkah kecil ini bisa membuat perubahan kecil. Mungkin sekarang baru langkah kecil dan berharap perubahan kecil tapi saya percaya sebuah kepakan sayap kupu-kupu bisa mempengaruhi besarnya angin tornado. Every little thing is worth! IT Support ApaKabar PSBG menyediakan dukungan teknis untuk pengelola PSBG, MTT, LRC untuk memudahkan mereka dalam melakukan perawatan terhadap perangkat ICT (Information & Communication Technology) yang ada di PSBG, seperti Komputer (Desktop dan Laptop), LCD Proyektor, Software, UPS (Uninterruptable Power Supply), Camcorder dan Kamera Digital. Berikut merupakan Frequently Asked Question (FAQ) atau pertanyaan yang sering ditanyakan tentang perangkat-perangkat ICT yang ada. Software : 1. Bagaimana melindungi komputer PSBG dari serangan virus? 2. Bagaimanakah cara mengetahui komputer kita terkena serangan virus? 1. Rating: +0 Bagaimana melindungi komputer PSBG dari serangan virus? Untuk melindungi komputer PSBG dari serangan virus, Anda harus menginstalasikan aplikasi/program Antivirus. Anda dapat menggunakan aplikasi/ program antivirus PCMAV sebagai antivirus gratis. Langkah pertama adalah Anda harus mendownload software tersebut disini. Kemudian ekstrak file hasil download menggunakan aplikasi WinZIP/WinRAR ke Drive C (Harddisk). Lalu jalankan file PCMAV-RTP.exe
  10. 2. Rating: +0 Bagaimanakah cara mengetahui komputer kita terkena serangan virus? Anda harus melakukan pemindaian/scanning untuk memeriksa apakah komputer Anda telah terjangkiti virus, caranya jalankan aplikasi PCMAV yang telah ada di komputer dengan melakukan klik dua kali pada file PCMAV-CLN.exe. Untuk lebih jelasnya silahkan download panduan berikut. Tentang Kami Apa Kabar PSBG ini sengaja dibuat sebagai wadah berbagi informasi tentang perkembangan PSBG di seluruh daerah di Indonesia. Dari kita, oleh kita, untuk kita. Silakan kirim informasi berkaitan dengan pengembangan PSBG di daerah Anda, terutama tentang berita kegiatan, kesulitan yang dihadapi, hasil yang telah dicapai, dukungan dan peran serta informasi lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan 1-2 foto yang berkaitan dengan informasi tersebut sebagai pelengkap. Tentang Program DBE (Decentralized Basic Education) Program Desentralisasi Pendidikan Dasar (DBE) ialah program kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat. Program ini merupakan payung kerjasama antara Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan USAID. Tujuan dari program ini ialah peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia melalui tiga komponen kegiatan yang saling berintegrasi, yaitu: 1) desentralisasi manajemen dan tata pelayanan pendidikan yang lebih efektif (DBE1), 2) peningkatan kualitas belajar mengajar (DBE2), serta 3) peningkatan relevansi pendidikan menengah dan pendidikan luar sekolah melalui kecakapan hidup dan keterampilan vokasional (DBE3). Area yang dicakup Program Desentralisasi Pendidikan Dasar USAID/Indonesia (Program DBE) ialah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Program ini berlangsung mulai tahun 2005 sampai 2010 dan diharapkan akan membantu meningkatkan pendidikan untuk lebih dari 2.400 sekolah dan lebih dari 250 ribu siswa di 100 kabupaten/kota. Program DBE tersusun atas 3 komponen, yaitu DBE1, DBE2, dan DBE3 Tentang DBE2 Secara prinsip, target DBE2 diberikan untuk masyarakat dan sekolah yang kurang beruntung, para guru, siswa, serta proses pembelajaran yang kreatif. Kegiatan DBE2 mencakup training berbasis gugus, lingkungan pembelajaran yang aktif dan partisipatif, pengkajian performa pendidikan, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Share and Enjoy:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar