Sabtu, 19 Februari 2011

Training PSI di SAB


Training Psikologi di SAB

Berikut ini adalah tulisan tentang pelatihan psikologi yang dikirim oleh Ibu Nadia lewat mailing list Sekolah Alam Bandung.
Hari Jumat, 19 Agustus 2005, saya terima SMS dari SAB. Wah apa isinya yah? Ternyata isinya : “Ortu SAB yg terhormat, Sabtu besok ada training psikologi di sekolah. Pembicara dr. Dewi, dr.spesialis anak, dan Dra. Farah, psikolog. Jam 9.00 pg. Biaya 50 rb. Ditunggu. SAB. Yanti”
Oh… dari Ibu Yanti, Ketua DK PG dan TKA. Menarik juga nih sepertinya… Langsung saya telepon balik ke nomernya SAB. Daftar deh buat besok Sabtu.
Sabtunya, saya sampe ke SAB dengan tergesa-gesa (telat as always J). Sudah lumayan banyak guru dan orang tua siswa yang ngumpul di saung atas. Ternyata belum mulai, masih menunggu pembicara pertama, dr. Dewi yang masih di perjalanan.
Sekitar pk.10.00 baru sesi pertama dimulai. Moderator mengawali dengan penjelasan sedikit tentang CV dr. Dewi K. Utama yang merupakan neuro- pediatrician pendiri Pediatric Therapy Clinic di Jl. Cipaku Indah V11/7 Bandung. Oh iya, sebelum sesi dimulai, dibagikan pula outline training dan makalah mengenai Sensory Integration. Isinya sangat menarik, saya ringkas dalam bentuk artikel yang menyusul tulisan ini.

Setelah makan siang, training dimulai kembali dengan pembicara kedua yaitu Dra. Farah T. Suryawan, psikolog anak dari Klinik Perkembangan dan Perilaku Anak “Tanaya” Bandung. Tema makalah yang dibawakan adalah “Bagaimana Mengoptimalkan Kemampuan Mental Anak dengan Konsep Bermain sebagai Pusat Kurikulum?”
Di akhir setiap sesi, ada tanya jawab antara pembicara dengan pemirsa. Sesi ini menarik sekali, karena banyak kasus-kasus “ajaib” para siswa SAB yang didiskusikan oleh para guru dengan pembicara.
Sayangnya tidak semua orang tua murid dapat hadir pada kesempatan ini. Mungkin juga karena pemberitahuan yang mendadak sehingga orangtua tidak bisa menjadwal ulang acara yang telah direncanakan sebelumnya. Saya harap, kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang bisa membuka wawasan baik guru maupun orang tua murid dalam mendidik anak-anak SAB.
Akhir kata, semoga rangkuman yang saya buat cukup jelas dan bisa membawa manfaat buat pembacanya. Amin.

Sekolah Alam : bantuan untuk anak dengan kebutuhan khusus dengan mendekati alam. Oleh : dr.Dewi K. Utama, Spa (neuro-pediatrician) Pediatric Therapy Clinic di Jl. Cipaku Indah V11/7 Bandung
SAB peduli dengan anak yang berkebutuhan khusus, mau menerima dan merengkuh mereka. Ini merupakan tugas berat. Ada 2 pendekatan yang bisa diambil : asal menerima saja ATAU berusaha membantu agar anak2 ini dapat mencapai potensi yang dimilikinya? Apa yang dapat diusahakan?
Anak dengan kebutuhan khusus berbeda dengan anak “biasa” dalam hal :
  • tingkat kecerdasan
  • interaksi sosial dan komunikasi
  • motorik kasar dan halus
Perlu digarisbawahi bahwa: setiap anak adalah pribadi yang unik. Karena itu setiap anak memerlukan pendekatan khusus. Jadi orang tua dan guru perlu membuat rencana pendekatan yang akan dipakai.
Contoh pelayanan yang bisa diberikan untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah :
  • bergabung dengan anak-anak “biasa” pada pelajaran tertentu : seni, olahraga
  • bantuan khusus, tergantung kesulitan anak. Contoh : komputer (untuk anak yang sulit menulis), helper (untuk anak yang sulit berhubungn sosial), kursi khusus, strategi oral-motor (untuk membantu konsentrasi dengan menggerakkan mulut, misalnya menyediakan camilan saat belajar), rehat singkat (setiap 30 menit belajar, perlu jeda bbrp menit)
  • menyediakan jam tertentu untuk terapi : terapi apa, oleh siapa, untuk anak yang mana dan harus sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak.
Tugas anak, sesuai dengan umur dan tingkat pertumbuhannya, adalah :
  • Bina diri, yang mencakup : kebersihan diri, makan, minum, mengurus barang pribadi dan alat sekolah yang dipakai, kebersihan dan kerapian lingkungan.
  • Bermain. Bagi anak, bermain = bekerja dan mengembangkan potesi diri, meliputi aspek lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
  • Belajar, tapi tidak terbatas pada pelajaran sekolah saja. Sedangkan tugas guru adalah mencari apa yang akan diajarkan pada anak berkebutuhan khusus berdasarkan tingkat okupasi.
Kebutuhan anak pada umumnya adalah :
  1. Dasar : makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan (jaga dan obati)
  2. Rasa aman : cinta, penerimaan, tidak dicela tapi diberi penjelasan
  3. Diterima lingkungan : teman, guru
  4. Percaya diri : mampu kuasai keterampilan tertentu seperti pelajaran, aturan, bina diri
  5. Aktualisasi diri : ada motivasi internal Perlu diingat bahwa kebutuhan yang leih rendah harus dipenuhi lebih dahulu sebelum melangkah ke kebutuhan selanjutnya.
Bagaimana dengan anak dengan kebutuhan khusus? Sebelum diterima di sekolah, sebaiknya ada evaluasi dari suatu team multi disiplin (psikolog, dokter perkembangan anak, terapist) terhadap anak berkebutuhan khusus sebagai patokan dasar untuk bekerja sama dengan guru. Evaluasi itu meliputi :
  • Persepsi auditori : pemahaman verbal. Apakah anak bisa memahami kata2 guru dengan baik, apakah anak sensitif terhadap suara yang berlebihan?.
  • Persepsi visual : menguasai materi visual. Apakah anak kesulitan memahami huruf, grafik, bacaan?
  • Proses berfikir : global atau detail.
  • Koordinasi motorik : olahraga, menulis, prakarya
  • Kemampuan memusatkan perhatian, tingkat kecerdasan dan kematangan emosi
Berdasarkan hasil evaluasi, pengamatan di kelas dan analisa (mengapa anak ini sulit mencapai tingkat perkembangan anak seumurnya?), rencanakanlan tujuan pendidikan dalam satu semester. Perlu disadari manfaat setiap mata pelajaran untuk perkembangannya saat ini dan relevansinya terhadap aktivitas harian anak. Contoh :
  • A belum bisa mempergunakan sendok, motorik kasar dan halus kurang berkembang. Jadi, berikan aktivitas sensorimotor yang dapat mengembangkan kemampuan motorik agar pada akhir semester A bisa memakai sendok.
  • B sulit konsentrasi, tulisan kacau, sulit bekerja di kelas yang ribut. Jadi, berikan aktivitas yang dapt membantu konsentrasi dan mengatasi ribut, perbaiki koordinasi motorik halus, dan evaluasi motivasi anak.
  • C masalah motorik berat, tapi kecerdasan dan motivasi baik. Jadi, berikan alat bantu seperti mesin tik atau komouter.
  • D prestasi nauk turun, sulit konsentrasi, perhatian mudah teralih, kecerdasan baik. Jadi, evaluasi lebih cermat, bila perlu konsultasi dengan psikolog yang faham masalah anak secara holistik.
Keberhasilan belajar ditentukan oleh 2 faktor : Nature dan Nurture. Nature adalah faktor bawaan anak dari lahir seperti : tingkat kecerdasan, bakat khusus, pole pengolahan info sensorik, dan masalah perkembangan yang disandang si anak. Nurture adalah faktor asuhan, didikan, lingkungan seperti pola asuh di rumah, guru, terapist, cara mengajar, bahan pelajaran, dan pendekatan berdasarkan pola unik anak. Kini disepakati bahwa kedua faktor tersebut sama penting dan erat kaitannya.
Dalam kaitannya dengan faktor Nurture, kita perlu menganut teori belajar Humanistic behaviorism. Teori ini membentuk perilaku yang diinginkan dengan mendukung terjadinya perilaku tersebut (memberi dukungan positif). Contohnya: pujian, sarana, dan yang paling penting adalah menentukan perilaku apa yang ada dalam jangkauan kemampuan anak.
Mengapa anak harus dipuji atas usaha belajarnya? Sebab otak anak belajar dan berkembang melalui emosi yang positif. Bila anak merasa gembira, dihargai dan didukung maka kemampuan belajarnya pun akan meningkat.Sebaliknya bila anak belajar dalam suasana tertekan dan terpaksa, ia tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal alias buang- buang waktu saja.
Pujian akan memberikan motivasi internal dalam diri anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pujian :
  1. Tunjukkan dia berhasil karena usahanya.
  2. Jujur, tak ada implikasi tentang orang lain. Hindari “Betul kan kata Bunda”
  3. Tidak dibandingkan dengan anak lain.
  4. Tunjukkan bahwa ada standar perilaku yang dipercaya si anak bisa dicapainya. Contoh pujian yang baik : “Ibu suka karangan kamu, gambaran tentang sifat orang2 yang kamu temui selama liburan sangat teliti. Kamu telah berusaha dengan baik.” Contoh pujian yang kurang baik : “Bagus, kamu memang pintas, kalau nurut apa kata ortu dan guru pasti akan berhasil.”
Kesimpulan :
  1. Setiap anak unik. Kesulitan setiap anak berbeda.
  2. Amati dan evaluasi kemampuan anak dalam melakukan tugas anak.
  3. Susun rencana pembelajaran per semester.
  4. Tentukan : siapa, aktivitas apa, di mana, bagaimana.
  5. Sadari makna suatu pelajaran bagi anak, apakah sudah dalam jangkauan kemampuan anak saat ini.
  6. Temukan cara mengatasi : sulit konsentrasi, kurang motivasi, prestasi naik turun, percaya diri kurang
  7. Bangun suasana belajar yang positif. Beri pujian pada anak.

Pengetahuan Dasar Sensory Integration Oleh: dr.Dewi K. Utama, Spa (neuro-pediatrician) Pediatric Therapy Clinic di Jl. Cipaku Indah V11/7 Bandung
Sensory Integration (SI) adalah suatu pendekatan untuk menilai dan melakukan terapi pada anak-anak yang menunjukkan kesulitan belajar dan/atau masalah perilaku. Teori SI sendiri menjelaskan proses biologis pada otak untuk mengolah berbagai informasi sensorik untuk mengatur perilaku dan belajar.
Setiap saat selalu ada input sensorik yang memberikan rangsangan pada alat- alat indera, kemudian rangsangan itu disampaikan ke otak melalui serabut- serabut saraf. Di samping input-input sensorik yang sengaja kita cari (petunjuk guru, denah di papan tulis) selalu ada input lain (aliran udara, gesekan baju, suara di sekeliling). Tentu akan sangat membingungkan bila otak tidak punya mekanisme untuk mengatur penerimaan dan pengolajan semua input sensorik tersebut.
Proses SI di dalam otak, memilih input yang dapat diabaikan dan input penting yang bersangkutan, lalu memproses, mengartikan dan akhirnya merencanakan aksi terhadap input yang bersangkutan: apakah akan disimpan dalam memori atau akan melakukan tindakan. Semua proses tersebut terjadi secarra otomatis tanpa kita sadari.
Setiap bagian tubuh perlu oksigen dan nutrisi. Namun untuk otak, diperlukan juga berbagai stimuli sensorik (=input sensorik). Otak anak- anak memerlukan rangsangan sensorik untuk membangun fungsi SI yang merupakan fondasi mendasar perkembangan keterampilan kompleks yang diperlukan dalam kegiatan sehari-hari
Disfungsi dalam menerima dan mengolah input sensorik akan menyebabkan masalah perilaku dan kemampuan belajar, contohnya:
  • Hambatan prestasi sekolah
  • Kurang percaya diri
  • Masalah emosi dan/atau sosialisasi
  • Terlalu aktif/terlalu pendiam
  • Terlalu peka/kurang peka terhadap sentuhan, gerakan, suara, dsb
  • Perhatian mudah teralih
  • Kurang bisa mengontrol diri
  • Gerakan tidak luwes/serampangan
  • Hambatan pada perkembangan keterampilan motorik, berbicara dan berbahasa
  • Tidak peduli pada orang disekitarnya
Otak manusia terdiri dari 3 bagian:
  1. Batang otak/otak primitif/otak reptil: pusat motor sensorik, insting.
  2. Otak tengah/sistem limbik/otak mamalia: pusat emosi, memori,bioritmik, sistem kekebalan tubuh.
  3. Kulit otak/neokorteks: pusat berpikir, berbicara, perilaku waras, kecerdasan yang lebih tinggi (contoh: mencipta). Input sensorik (cahaya, bunyi, kimia, gesekan, gerak, gravitasi, aktivitas otot) akan diterima oleh reseptor khusus (alat indra). Lalu input ini akan diteruskan ke batang otak, sistem limbik dan kulit otak.
Selain dari panca indera (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit), sistem saraf juga menerima input sensorik dari reseptor indera vestibuler, proprioseptif dan taktil. Ketiga indera, yang pengolahannya terjadi di batang otak ini, adalah indera primitif yang mengalami pematangan lebih dini dari indera lain.

SISTEM VESTIBULER

Reseptor indera vestibuler terletak di dalam telinga tengah. Reseptor ini menerima stimulasi dari gerakan kepala dan gaya tarik bumi. Indera vesitbuler memberikan informasi tentang posisi tubuh kita dalam ruangan, sehingga kita dapat membedakan apakah kita atau ruangan yang bergerak.
Anak dengan sistem vestibuler kurang peka, menunjukkan perilaku berikut:
  • tidak bisa duduk dengan tenang, banyak bergerak
  • tidak cepat pusing bila berputar atau berayun
  • perlu bergerak untuk memusatkan perhatian pada suatu tugas
Anak dengan sistem vestibuler terlalu peka, menunjukkan perilaku berikut:
  • takut bergerak, naik turun tangga, berdiri pada satu kaki
  • mudah mabuk bila naik mobil, ayunan
  • tidak suka pada posisi kepala di bawah
Selain itu anak tersebut mungkin pula mendapat kesulitan berikut:
  • Sulit menaksir jarak di antara benda-benda
  • Sulit menulis
  • Sulit menentukan arah dan membedakan kiri kanan
  • Sulit melakukan aktivitas motorik halus yang memerlukan ketepatan: menggunting, menempel

SISTEM PROPRIOSEPTIF

Reseptor indera proprioseptif terletak di dalam otot dan persendian. Reseptor ini menerima stimulasi bila otot melakukan gerakan secara aktif. Indera proprioseptif memberikan informasi tentang posisi bagian-bagian tubuh kita.
Gangguan pada sistem proprioseptif, mungkin terlihat sebagai:
  • gerakan kikuk dan tidak terkoordinasi
  • sering tersandung atau jatuh
  • tidak dapat mengerjakan sesuatu tanpa melihatnya
  • sulit memperkirakan kekuatan yang diperlukan untuk melakukan tugas.
  • memerlukan stimulasi tambahan, misalnya jalan dengan berjinjit, menghentakkan kaki dengan kuat, menutup pintu dengan membantingkan daun pintu, dll

SISTEM TAKTIL

Reseptor indera taktil terletak pada kulit dan beberapa lokasi selaput lendir. Indera taktil memberikan informasi tentang kualitas benda-benda yang diraba (keras, halus, dsb), arah gerak dari input taktil dan lokasi dari input tersebut (= fungsi diskriminatif). Selain itu sistem taktil juga menerima rasa raba halus, nyeri dan temperatur (= fungsi protektif)
Anak dengan sistem taktil kurang peka, menunjukkan perilaku berikut:
  • tidak menyadari kalau barang yang dipegangnya jatuh
  • kurang merasa kalau terbentur/luka
  • tidak dapat membedakan benda yang dipegang tanpa melihat
  • hambatan perkembangan motori halus
  • sulit menguasai keterampilan praktis
Anak dengan sistem taktil terlalu peka, menunjukkan perilaku berikut:
  • menunjukkan reaksi negatif bila tersentuh secara tiba-tiba
  • menolak untuk berbaris bersama anak-anak lain
  • memukul teman karena tidak mau berdekatan
  • tidak suka aktivitas yang “kotor” misalnya main tanah liat, memegang lem, mempergunakan cat dengan jari, telanjang kaki di rumput dsb
  • tidak suka memakai baju dengan tekstur tertentu
  • tidak nyaman bila diseka mukanya, disisir rambutnya ataupun dcukur
  • sangat “pembersih”, bila makan bolak-balik mengelap mulutnya agar bersih

PENYEBAB GANGGUAN SI

Berbagai penelitian menemukan beberapa faktor, yang mungkin berperan dalam menimbukan gangguan pada otak, sehingga otak kurang mempu memproses informasi sendorik dengan baik. Faktor-faktor tersebut adalah:
  1. Ketika anak masih dikandung: ibu mungkin mengalami kurang gizi, kenaikan tekanan darah, menderita penyakit infeksi, mempunyai kebiasaan merokok, minum alkohol, penyalahgunaan pemakaian obat.
  2. Ketika anak lahir, mungkin mengalami kesulitan sehingga perlu pertolongan khusus (lahir dengan alat, operasi, lahir spontan tapi tidak segera menangis).
  3. Setelah lahir, mungkin anak menjadi kuning pada 4 minggu pertama, mengalami demam tinggi/kejang.
  4. Faktor keturunan atau genetik
Biasanya masalah SI ditemukan menyertai beberapa gangguan perkembangan berikut:
  • ADHD: Attention Deficit and Hiperactivity
  • Gangguan Spektrum Autism
  • Gangguan belajar spesifik, gangguan perkembangan: bahasa, dsb
Pengalaman menunjukkan bahwa perbaikan dan proses SI pada anak dengan gangguan perkembangan di atas, akan memperbaiki perilaku dan proses belajar, sehingga gejala gangguan berkurang dan perilaku anak menjadi lebih adaptif.

PENILAIAN MASALAH SI

Pemeriksaan SI terdiri dari tes khusus dan observasi dari respons anak terhadap berbagai input sensorik, keseimbangan dan postur tubuh, koordinasi gerakan bagian-bagian tubuh, gerakan mata keterampilan motorik kasar dan halus. Kadang-kadang perlu juga memperhatikan anak ketika bermain / belajar di sekolah. Pemeriksaan yang lengkap biasanya memerlukan waktu 1-2 jam. Para orangtua sebaiknya menanyakan di mana pemeriksa mendapatkan pendidikan atau pelatihan mengenai masalah SI tersebut.
Hasil pemeriksaan SI tersebut kemudian dianalisa bersama-sama dengan keterangan dari orang tua dan hasil pemeriksaan para ahli lainnya. Setelah dianalisa, mungkin anak tersebut akan disarankan mengikuti terapi SI.

TERAPI SI

Terapi ini dirancang untuk memberikan input vestibuler, propriosentif, taktil, auditory, visual dan sebagainnya sesuai dengan kebutuhan anakn dalam bentuk permainan yang menantang. Sedikit demi sedikit aktivitas dipersulit agar anak dapat mengembangkan proses pengolahan informasi sensorik yang lebih baik.
Terapi SI biasanya diberikan 1-2 kali seminggu, tiap kali kira-kira 1-1,5 jam, tergantung kebutuhan anak dan ketersediaan sarana terapi. Lamanya terapi berkisar antara 6 bulan – 2 tahun. Kadang-kadang ada anak yang memerlukan terapi secara periodik, misalnya 6 – 8 bulan, kemudian diulangi beberapa waktu kemudian. Dari waktu ke waktu para terapis selalu melakukan evaluasi atas kemajuan anak sehingga dapat dinilai apakah terapi cocok untuk kebutuhannya atau diperlukan cara pendekatan lainnya.
Terapi SI ini akan memperbaiki fungsi otak anak, sehingga perilaku anak lebih baik dan lebih adaptif. Hal ini akan menunjang kemampuan anak untuk menyesuaikan, mengontrol emosinya dan memperbesar rasa percaya dirinya.

Bagaimana Mengoptimalkan Kemampuan Mental Anak dengan Konsep Bermain sebagai Pusat Kurikulum? Oleh: Dra. Farah T. Suryawan, Psi Anak Klinik Perkembangan dan Perilaku Anak “Tanaya” Bandung
Periode ANAK adalah dari masa bayi sampai masa sebelum dewasa (dengan batasan usia yang berbeda-beda: hingga usia 10 atau 16 tahun).
Pendidikan anak pada hakikatnya adalah adanya perubahan perilaku fundamental yang diharapkan yaitu:
  • dari tidak tahu menjadi tahu
  • dari tidak bisa menjadi bisa
Pendekatan pendidikan yang telah dilakukan di sekolah-sekolah dewasa ini berbeda-beda penekanannya mencakup pendekatan sains, filosofis, religi maupun mutlidisiplin,
  • Pendekatan SAINS: menekankan pada eksperimen, analisis, pengukuran, perhitungan, klasifikasi dan perbandungan.
  • Pendekatan FILOSOFIS: tidak terbatas masalah pengalaman indrawi/faktual, namun kompleks dan mendalam (tujuan dan nilai pandangan hidup).
  • Pendekatan RELIGI: menekankan pada ajaran religi sebagai sumber inspirasi pelaksanaan pendidikan. Al Quran dijadikan landasan para ahli untuk menyusun dasar dan tujuan pendidikan, memanfaatkan temuan-temuan sains seperti psikologi, sosiologi, fisik dan ilmu lain.
  • Pendekatan MULTIDISIPLIN: pendekatan holistik dan terpadu mencakup sains, filosofi, religi dan mungkin pendekatan seni yang saling memiliki hubungan komplementer. Misi pengembangan anak di Sekolah Alam Bandung (SAB) sendiri adalah mendidik anak agar memiliki akhlakul karimah, berfalsafah ilmu pengetahuan dan berkarakter kepemimpinan.
Ada 3 jenis KONSEP PENGAJARAN di sekolah, yaitu:
  1. KONVENSIONAL Sekolah reguler yang hanya berpusat pada kurikulum Diknas
  2. SEMI KONVENSIONAL Sekolah “plus”: sekolah yang menganut kurikulum Diknas dan beberapa materi tambahan yang dianggap penting. Contohnya: pelajaran bahasa Mandarin, bahasa Arab, dll
  3. NON KONVENSIONAL Sekolah yang menjalankan kurikulum Diknas dengan kemasan konsep pengajaran tersendiri (khas), contohnya active learning, fun learning, quantum learning, program Montesorri, dsb. Sekolam Alam Bandung masuk dalam kategori ini.
Filosofi perkembangan anak yang berkembang dewasa ini adalah kesadaran bahwa ANAK bukan miniatur orang dewasa. ANAK, bukan kurang/”deficit” tetapi berbeda/”different” dengan orang dewasa.
Pandangan lama tentang perkembangan anak adalah paham Behaviorism, yaitu persepsi bahwa anak “deficit”. Sejak lahir, anak dipandang sebagai individu tabularasa yang pasif, yang hanya menunggu untuk diberi pelajaran. Proses belajar terjadi secara top down. Paham ini dianalogikan dengan teko yang mengisi cangkir kosong. Teko adalah guru atau orang tua, sedangkan anak adalah cangkir kosong yang pasif yang menunggu untuk diisi oleh guru/orang tuanya.
Sekarang, berkembang pandangan baru tentang perkembangan anak Paham Constructivism menganut persepsi bahwa anak “different”. Sejak lahir, anak dipandang sebagai individu yang sudah memiliki potensi unatuk berkembang. Proses belajar atau pemahaman anak dibangun sendiri oleh anak tersebut, bukan diberikan olah orang lain. Paham Constructivism menghargai anak sebagai pribadi yang unik dilihat dari sudut dalam diri anak tersebut. Otak anak tidaklah pasif melainkan aktif mencari kejelasan. Peran guru/orang tua disini adalah memberikan interaksi sosial sehingga pemahaman anak akan lebih luas Paham ini dianalogikan dengan teko yang menyirami tunas tanaman yang baru tumbuh. Teko adalah guru atau orang tua, sedangkan anak adalah tunas tanaman yang memiliki kemampuan aktif untuk tumbuh.
Aspek-aspek perkembangan yang harus diperhatikan di sekolah:
  1. Aspek kesehatan dan pertumbuhan
  2. Aspek motorik/gerakan kasar dan halus (melibatkan semua otot-otot jari)
  3. Mengembangkan pemahaman dan pengertian/kognisi
  4. Mengembangkan sosialisasi
  5. Melatih perasaan yang baik
  6. Mengembangkan spiritual
Semua aspek tersebut mengarah pada KEMAMPUAN MENTAL yang bila dikembangkan secara HOLISTIK (menyeluruh) akan mengarah pada perpaduan antara RASIO (HEAD) dan EMOSI (HEART). Ini artinya mengoptimalkan fungsi kedua belahan otak:
  • otak kiri: teratur, logis, beruruan, terfokus
  • otak kanan: imajinatif, kreatf, intuitif, humanistik, menyebar
KEMAMPUAN MENTAL mencakup:
  1. Kecerdasan Intelektual (IQ) Cerdas secara akal: kemampuan bertindak yang bertujuan, berpikir rasional dan berlaku secara efektif dengan lingkungan.
  2. Kecerdasan Emotional (EQ) Cerdas memahami emosi diri, mengekspresikan emosi dengan tepat, mampu memotivasi diri, mampu memahami emosi orang lain dan mampu membina hubungan sosial.
  3. Kecerdasan Spiritual (SQ) Cerdas memaknakan kehidupan: siapakah saya, apa tujuan hidup saya, mengapa saya ada di planet ini, mampu meng-ESA-kan Tuhan di antara semua godaan hidup
Di SAB, sekolah non konvesional dengan bermain sebagai pusat kurikulum, anak dihargai sebagai individu yang terintegrasi dan memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan kemampuannya sendiri. Caranya, dengan menciptakan iklim untuk anak melakukan inisiatif dan mendapatkan tantangan secara intelektual. Inti dari kurikulum berbasis bermain adalah lebih bersifat KREATIVITAS guru daripada KENDALI guru.
Para PENDIDIK harus:
  • mengembangkan program dari sudut anak itu sendiri (Developmentally Appropriate Practise/DAP) yang menjadi kunci dari kurikulum berbasis bermain
  • mampu memantau permainan yang spontan dan kreatif
  • mampu melakukan refleksi dan kemampuan analisis
Pandangan Constructivism terhadap kurikulum berbasis bermain adalah bahwa pengetahuan itu sifatnya individual untuk setiap anak. Belajar dilakukan atas usaha dan inisiatif anak sendiri. Oleh karena itu kemampuan mengatur diri dan otonomi oleh anak menjadi sangat penting peranannya.
Fungsi bermain, antara lain untuk mengembangkan:
  • Intelektual: mengatur pengalaman menjadi bermakna
  • Berpikir simbolik: objek + peran
  • Kemampuan bahasa dan baca tulis
  • Bermain dan berpikir logika matematika
  • Problem solving
  • Perkembangan imajinasi dan kreativitas
  • Perkembangan sosial dan moral
  • Perkembangan pemahaman diri
  • 3 tahap bermain ” fungsional, simbolik, aturan
  • 3 jenis bermain: solitair, paralel, kelompok
  • Mengerahkan energi mental
  • Menciptakan strategi
Kurikulum bermain yang efektif:
  • Memahami perkembangan normal dari setiap tingkatan usia
  • Desain: dalam ruangan + di luar ruangan
  • Tempat bermain: “kasar”, “halus”, bermain sendiri, kelompok kecil, kelompok besar
  • Luas ruangan yang ideal untuk kegiatan dalam ruangan adalah 75-125 m2 untuk 15-20 siswa
  • Memperhatikan pengaturan ruang dan pengaturan di sekitar ruangnya
  • Pembagian antara area bermain tenang dan area bermain ramai
  • Keberadaan ruangan “lembut” (untuk privacy dan time out)
Dalam kurikulum berbasis bermain, guru sebagai “sutradara” memiliki peran ganda:
  • sebagai asisten dalam pertunjukan
  • sebagai pemberi kedamaian
  • sebagai penjaga gawang
  • sebagai pemain paralel
  • sebagai penonton/komentator
  • sebagai partisipan
  • sebagai “makcomblang”
  • sebagai pencatat cerita
copas dari:  http://sekolahalambandung.com

Budidaya Rosela

Budidaya Rosella

a. Persemaian
SebeLum disemaikan, biji direndam seLama satu hari satu malam LaLu dipilih yang tenggeLam dengan bentuk butiran - butiran yang baik. Biji dapat Langsung disemaikan pada Lahan persemaian yang sudah dioLah dan diairi. SeteLah tumbuh maka bisa Langsung dipindah ke ke poLybag ataupun menunggu cukup besar untuk Langsung dipindah ke Lahan produksi..
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan meLintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, Lahan diLarik dengan jarak antar Larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk Lahan yang Langsung dari biji makan penanaman diLakukan dengan ditugaL tiap Lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang telah disemaikan di polybag maka setiap Lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.
d. Pemupukan
Pemupukan pada Lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.
e. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adaLah dengan penyemprotan obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijuaL bebas di toko-toko pertanian.
f. Pemeliharaan
SeLama pertumbuhan tanaman perLu diwaspadi keberadaan guLma yang akan berdampak negatif, oLeh karena itu diLakukan penyiangan dengan frekuensi sesuai kondisi Lahan.
g. Panen
Tanaman roseLLe mulai menghasiLkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen secara terus-menerus daLam jangka waktu 3 buLan sebeLum akhirnya diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roseLLe dapat menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga, kemudian diLakukan pemisahan biji. Untuk rendemennya daLam bentuk kering 10% sesudah dijemur di bawah terik matahari seLama 3-5 hari, yang akhrinya siap digunakan konsumsi pribadi ataupun dikemas untuk tujuan komersiaL.
h. Produksi
Produksi tanaman roseLLe daLam keadaan normaL setiap hektar mampu menghasiLkan 2-3 ton keLopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200-375 kg keLopak bunga kering.
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg

Maafkan Teman

Maafkan Teman

Album : Far East
Munsyid : Far East
http://liriknasyid.com


Hembusan bayu yang bertiup
Bersama deruan ombak
yang memukul pantai
Hatiku sayu bila mengenangkan
Perpisahan yang tak diundang

Bertahun kita melangkah bersama
Sela cita-cita buat bekalan ke sana
Harapan ayah bonda janji pada agama
Kitakan terus mara biarpun
badai yang datang melanda

Kita hanya mampu berusaha
Hanya Allah menentukannya
segalanya adalah milik-Nya
Dalam berusaha kita diuji
Kekadang tohmah kita dicaci
Diturutkan rasa hati ingin
dilepaskan beban ini

Mujur ada teman membantu
Sokonganmu buat inspirasi
Berpeganglah pada janji
kita yang dibina

Semoga kitakan dirahmati
Oh teman....

Lagu & Lirik: Ahmad Fadzli Bakar
BMG PUBLISHING (M) SDN BHD

Apa itu SEKOLAH ALAM?.....

Tuesday, February 13, 2007

Sekolah Alam



Tumbuhkan Kecintaan Anak Akan Alam
Bermain adalah hal yang paling disukai oleh anak dan menjadi fitrahnya. Beragam permainan menjadi pesona dan daya tarik anak, baik itu permainan yang dilakukan di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Namun, pernahkah terbesit dalam benak dan pikiran Anda selaku orangtua untuk mengajak putra-putri bermain sambil belajar?.
Seperti bermain outbound,bercocok tanam,beternak,belajar mencuci baju, bermain sepakbola, menggambar bahkan berwiraswasta. Ada sekelompok anak yang sedang asyik bermain sepakbola, belajar mencuci baju, outbond. Walaupun tampak kotor, anak-anak terlihat senang. Mereka bukan hanya bermain saja, melainkan juga sedang bersekolah, sekolah alam tepatnya. Cara belajarnya pun berbeda dengan sekolah umum lainnya sesuai dengan namanya, anak-anak coba didekatkan dengan alam. Suasana dan sarana sekolah alam memang dirancang untuk menempa kecerdasan natural anak. Namun bukan mustahil sekolah biasa menjadikan anak didik juga mencintai lingkungan.

Apa Sih Sekolah Alam?
Semakin modernnya kota-kota besar, tak jarang banyak anak-anak zaman sekarang seolah asing dengan lingkungan alamnya sendiri. Misalnya saja nasi, mereka tahu nasi menjadi makanan pokok dan berasal dari padi, tapi mereka tak memahami bagaimana proses menanam padi, menuai hingga mengolahnya menjadi bulir-bulir beras sebelum kemudian ditanak menjadi nasi. Ironi memang, berangkat dari keprihatinan akan kondisi pengetahuan dan wawasan anak-anak tentang alam, kini banyak berbagai sarana baru ditawarkan sekolah-sekolah yang menamakan dirinya ’Sekolah Alam’. Sekolah semacam ini tak hanya dilengkapi laboratorium dan perangkat komputer, tapi sekolahnya sendiri ditata menjadi bagian dari alam terbuka, ruang-ruangnya terbuat dari saung daun kelapa dan ijuk. Pohon-pohon rindang dibiarkan tumbuh di hampir seluruh sudut sekolah, lengkap dengan berbagai sarana eksplorasi seperti rumah pohon, climbing, lapangan bola dan flying fox.

Menurut Efriyani Djuwita,M.Si seorang psikolog Perkembangan Anak dan staf pengajar Fakultas Psikologi UI, Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam terbuka. Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman (red- dimana anak mengalami dan melakukan langsung) . Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif. Penggunaan alam sebagai media belajar menurut psikolog yang akrab disapa Ita ini diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi lebih aware dengan lingkungannya dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak hanya sebatas teori saja.

Efriyani Djuwita,M.Si juga mengatakan bahwa bisa dibilang konsep sekolah alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Jika dibilang Sekolah Alam mengacu pada pendidikan montesorri mungkin tidak bisa dibilang mengacu seratus persen. Namun ada beberapa dasar-dasar metode pendidikan montesorri yang menurutnya, juga diterapkan dalam Sekolah Alam. Baik Montesorri dan Sekolah Alam berusaha menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, dimana atmosfer belajar tidak menegangkan, komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan pada active learning dimana siswa tidak berfokus pada buku-buku pelajaran saja tapi mengalami langsung apa yang mereka pelajari, bisa lewat percobaan, observasi dan lain sebagainya. Hanya sekolah alam lebih memanfaatkan alam sebagai media untuk siswa belajar langsung, sementara dalam pendidikan montesorri, material yang digunakan bisa tidak disediakan di alam, namun bisa berupa material yang memang didesign khusus untuk membantu siswa belajar.

Kelebihan sekolah alam dibandingkan sekolah biasa, menurut psikolog yang mengambil S2 nya di UI ini, sekolah alam membuat anak tidak terpaku hanya pada teori saja. Namun mereka dapat mengalami langsung pengetahuan yang mereka pelajari di alam. Karena diakui saat ini sekolah-sekolah biasa lebih banyak menggunakan sistem belajar mengajar konvensional dimana guru menerangkan, siswa hanya mendapat pengetahuan dengan mengandalkan buku panduan saja, dan siswa jarang diberikan kesempatan untuk mengalami langsung atau melihat langsung bentuk pengetahuan yang mereka pelajari. Di sekolah alam, biasanya aturan yang diberlakukan tidak seketat sekolah biasa dimana siswa harus duduk mendengarkan gurunya atau mendapatkan hukuman jika tidak mengerjakan tugas.

Menurut Dasayoga Isbanu Jaya selaku ketua yayasan dan praktisi pengajar di sekolah alam Ciganjur, sekolah alam adalah sebuah impian yang jadi kenyataan bagi mereka yang mengangankan dan menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan. Lebih lanjut Yoga menjelaskan bahwa yang diharapkan tidak sekedar perubahan sistem, metoda dan target pembelajaran melainkan paradigma pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari pendidikan itu sendiri.Senada dengan Yoga, Hendra Setiawan selaku Management Kandank Jurank Doank juga mengamini bahwa sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan mengarahkan anak pada hal-hal yang positif.

Sistem Pendidikan Yang Beda
Di sekolah alam, jarang atau bahkan tidak menerapkan sistem pemberian PR (Pekerjaan Rumah),sebenarnya pada pendidikan konvensional (Sekolah biasa) pemberian PR asal proporsi dan tujuannya tepat dapat melatih anak juga untuk bertanggung jawab dengan tugas yang mereka miliki. Di sekolah alampun pengajaran tentang tanggung jawab dan disiplin diri diajarkan, misalnya saja dalam bentuk antrian baris saat akan mencuci tangan, bekerjasama dengan teman sebaya dalam mengerjakan tugas. Mungkin cara dan kegiatannya yang berbeda. Efriyani Djuwita,M.Si menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem pendidikan sekolah alam yang banyak manfaatnya. Sekolah alam mengajarkan siswa belajar tidak hanya berdasarkan atau mengandalkan text book, tapi juga belajar aktif. Belajar dengan aktif dengan situasi, kondisi, komunikasi antara siswa dan guru yang menyenangkan tentunya diharapkan akan memberikan motivasi belajar yang besar untuk siswa dan menumbuhkan minat akan apa yang dipelajari. Situasi belajar yang menyenangkan, dukungan komunikasi yang hangat antara guru dan siswa memudahkan anak dalam beradaptasi dan memahami dirinya sendiri.

Kurikulum Dan Biaya Yang Beda
Jika berbicara tentang sekolah tak terlepas dari kurikulum yang ada dan ditetapkan pemerintah, berbeda dengan sekolah konvensional. Menurut Yoga, sekolah alam memiliki kurikulum yang berbeda, jikapun menggunakan kurikulum pendidikan biasanya dilakukan penyesuaian saja, hal senada juga dilontarkan Hendra. Menurutnya sekolah alam yang dirintis oleh Dik Doank bahkan tidak menggunakan kurikulum, sebab sekolah alamnya mengajarkan anak untuk menggali potensi dirinya tanpa harus menjadi beban sang anak dengan sekolahnya.

”Jika inti tujuan atau sasaran sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, metode belajar aktif di alam ini akan banyak membantu siswa menyerap pelajaran atau proses pengajaran yang diberikan,”terang Ita. Dalam memberikan pendidikan bagi anak, orangtua biasanya akan memberikan yang terbaik buat putra-putrinya. Orang tua tak peduli dengan besarnya biaya pendidikan anak. Untuk sekolah alam biaya pendidikan jauh berbeda dengan sekolah konvensional pada umumnya. Untuk biaya pendidikan sekolah alam bagi anak perorangnya, orang tua harus merogoh kocek antara 300 ribu hingga 500 ribu rupiah. Namun, ada juga sekolah alam yang gratis seperti sekolah alam Kandank Jurank Doank, syaratnya siswa atau anak tidak boleh membuang sampah sembarangan dan mau mengisi formulir yang diberikan oleh pengelola.

Respon Positif Orangtua
Sikap orangtua akan adanya sekolah alam umumnya menyambut positif dan baik. Rieke misalnya, ibu rumah tangga yang tinggal berdekatan dengan sekolah alam Kandank Jurank Doank ini mengantarkan putranya yang baru berusia 3 tahun untuk gabung bersama di sekolah alamnya Dik Doank. Hal senada pun disampaikan oleh Yoga, bahwa sejauh ini sikap orangtua siswa sangat atusias, bahkan saat pendaftaran ada siswa yang tidak diterima karena terbatasnya kuota, orangtua bahkan ada yang sampai menangis segala,” jelas pria alumnus STAN,Jakarta.

Efriyani Djuwita,M.Si menyarankan ada baiknya kalau sikap orangtua terhadap anak mereka yang sekolah di sekolah alam , perlu juga melatih membawa anak mengalami atau melakukan kegiatan langsung berhubungan dengan pengetahuan yang mereka pelajari. Jadi tidak hanya di sekolah saja, namun kegiatan ini perlu dilakukan pula dalam setting rumah. Sehingga anak semakin terbiasa untuk belajar aktif, dan termotivasi untuk tau banyak lagi. Dan yang pasti, anak menjadi lebih cinta akan alam dan lingkungan tempat mereka berada, serta tau bagaimana alam memberikan pelajaran berharga akan kehidupan pada mereka. ISMAYANTI

Jumat, 11 Februari 2011

Ice Breaking di tengah pembelajaran

Ice Breaking Dlm Pembelajaran

Ice Breaking dlm pembelajaran belajaran Pada umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana kondisi dan kemampuan daya tangkap atau memori para siswanya. Kebanyakan guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu yang tepat. Hal ini bisa kita pahami karena guru mempunyai target kurikulum yang harus selesai disampaikan kepada siswa dalam kurun waktu yang relatif singkat. Jarang sekali para guru yang memberikan ice breakers atau jeda ditengah materi pelajaran yang sedang disampaikan. Padahal melakukan ice breakers ditengah penyampaian materi pelajaran amatlah penting. Ice breakers atau pemecah kebekuan lebih sering dipakai pada saat penataran, atau diklat (pendidikan dan latihan) saja, yang memang pesertanya adalah orang-orang dewasa yang cepat mengalami kelelahan dan kejenuhan serta lemah dalam proses penyimpanan memori. Sehingga ice breakers di sini dimanfaatkan untuk menyegarkan suasana belajar, menghilangkan kejenuhan, rasa kantuk yang memang sangat mudah menyerang orang-orang dewasa. Sampai dengan saat sebagian guru yang masih enggan menyisipkan ice breakers di dalam kegiatan belajarnya. Hal ini disebabkan karena para guru kebingungan mencari bahan yang dapat dijadikan sebagai ice breakers. Bagi guru yang pandai melucu tentu bukanlah suatu masalah untuk melakukan ice breakers dalam kegiatan belajarnya. Karena membuat cerita lucu dapat juga dikatakan sebagai salah satu bentuk ice breakers. Sementara sebagian lagi guru dikarenakan belum memahami fungsi dari ice breakers itu sendiri. Oleh karenanya dari sekian banyak materi yang telah dijelaskan guru, seringkali tidak dapat diserap semua dengan baik oleh para siswa. Hal ini membuktikan adanya penurunan kemampuan daya tangkap otak dalam menyimpan memori setelah beberapa saat lamanya. Kalau kita cermati pada awalnya grafik tingkat daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan guru cukup tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapa menit kemudian terjadilah penurunan memori atau tingkat daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Pada saat inilah merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan ice breakers. Karena pada saat itu siswa telah mengalami kejenuhan sehingga sangat membutuhkan penyegaran untuk mengembalikan potensi atau kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal. Ice breakers dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau permainan. Menurut the Encyclopedia of Ice Breaker terbitan University Associates Inc (1976) bentuk ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari sekedar teka-teki, cerita-cerita lucu atau humor ringan yang memancing senyum, lagu-lagu atau nyanyian yang disertai gerakan tubuh (action song), sampai permainan-permainan berkelompok yang cukup menguras tenaga atau bahkan fikiran. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melakukan brain gym (senam otak). Ada beberapa teori yang berkaitan dengan konsep memori yakni, Pertama, teori interferensi yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati. Kedua, teori kemerosotan (decay theory), yang menjelaskan sebab-sebab mengapa manusia dapat melupakan sesuatu. Menurut teori decay seba-sebab itu terdiri atas dua jenis "penganggu (interference), yakni interferensi proaktif dan interferensi retroaktif. Interferensi proaktif terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali
  1. suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama. Interferensi retroaktif adalah kebalikan dari interferensi proaktif, di mana informasi baru menggangu informasi lama. Akhirnya dengan mempertimbangkan beberapa teori yang terkait dengan konsep memori atau penurunan daya tangkap otak dan pentingnya manfaat ice breakers. Maka perlu sekiranya para guru dalam setiap kegiatan belajarnya dapat menyisipkan sedikit waktunya untuk memberikan ice breakers. Ice breakers yang dilakukan tidak perlu lama- lama. Dengan menyisipkan ice brekaers dalam setiap pembelajaran diharapkan daya tangkap siswa dapat lebih maksimal dan suasana belajar di kelas pun menjadi selalu segar. ICE BREAKING FOR MY ANGELS Hari ini saya mengajak para siswa saya melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan. Yup! Hari ini di awal dan akhir pelajaran saya mengajak siswa- siswa saya untuk melakukan ice breaking. Awalnya saya sedikit pesimis jika ice breaking ini tidak cukup berhasil mengingat karakter siswa-siswa saya yang suka malu- malu atau bahkan beberapa anak yang memang tukang bikin onar dan sangat sulit untuk diajak bekerja sama dalam pelajaran ataupun dalam permainan. Namun saya menepis pikiran ini dan mencoba untuk mengambil resiko dan menanamkan dugaan yang jauh lebih positif. Dan ternyata saya cukup puas dengan hasil hari ini yang dapat melihat wajah siswa-siswa saya yang cemberut setelah mengerjakan sepuluh soal Quiz Bahasa Inggris berubah jadi dipenuhi tawa, senyum, dan jeritan senang. Empat hari mengikuti pelatihan Smart Learning meninggalkan kesan yang cukup mendalam dalam memory saya bahwa ternyata kegiatan ice breaking yang mungkin selama ini saya anggap kecil dan kurang berarti ternyata pada kenyataannya mampu lebih menyegarkan pikiran dan membuat sebuah pelajaran jauh lebih menyenangkan dan tidak tegang. Trainer yang menyajikan training kemarin mengatakan bahwa untuk siswa usia remaja umumnya dapat duduk tenang dan focus pada penjelasan guru di depan kelas hanya sekitar 10 hingga 15 menit hingga selebihnya siswa sudah harus melakukan sebuah kegiatan yang mampu membuat kerja otak mereka bisa jauh lebih efektif. Namun setelah melakukan tugas ada baiknya jika siswa diajak untuk kembali mengubah kegiatan dengan melakukan kegiatan ice breaking hingga pikiran mereka kembali fresh dan suasana belajar juga tidak tegang. Tadi saya menggunakan beberapa jenis permainan karena umumnya siswa usia remaja lebih suka diajak untuk bermain. Salah satu permainan yang saya gunakan adalah permainan yang dinamakan Zig-Zag. Dalam Zig-Zag siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan berbaris lurus kebelakang, kemudian Siswa diminta untuk memegang bahu teman didepannya. Jika guru berkata “Zig” siswa secara bersamaan siswa harus melompat kedepan. Jika guru berkata “Zag” siswa harus melompat ke belakang. Jika guru berkata “Zig” 3X maka siswa harus melompat ke kiri. Dan jika guru berkata “Zag” 3x maka siswa harus melompat ke kanan. Bagi kelompok yang melakukan tiga kali kesalahan maka harus mundur. Permainan ini cukup menggelikan dan mengundang tawa. Selain games sederhana diatas kita juga bisa melakukan teka-teki atau tebak-
  2. tebakan dan dijamin anak-anak pasti suka karena tebak-tebakan selalu di sukai oleh semua usia. Melihat betapa tawa dan senyum para siswa saya memberikan kebahagiaan yang melimpah pada saya, saya berpikir bahwa ice breaking akan saya pastikan selalu ada dalam pembelajaran saya. Ice Breaking (Tips-2: Menjadi Fasilitator Idola) Menjadi fasilitator idola bukanlah hal yang sulit. Semua orang bisa untuk menjadi fasilitator yang hebat, tidak terbatas pada usia maupun tingkat pendidikan. Asalkan ada kemauan dan motivasi untuk menjadi seorang fasilitator, saya yakin semua orang dapat menyandang gelar sebagai fasilitator idola. Ice Breaking Pada Tips 1 saya sudah menjelaskan bahwa untuk menjadi fasilitator yang baik, kita hanya perlu ingat “Penampilan IM3”. Tentang penampilan seorang fasilitator idola sudah kita bahas pada tips 1. Sekarang akan kita bahas tentang IM3 (Ice breaking, Materi, Metode dan Media). Karena keterbatasan halaman dalam blog ini, maka edisi kali ini kita terlebih dahulu fakus membahas tentang ICE BREAKING. Mengapa fasilitator perlu menguasai ICE BREAKING? Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu focus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak lagi dapat focus. Dalam suatu pelatihan hal tersebut perlu mendapatkan perhatian yang serius. Seorang fasilitator harus peka ketika melihat gejala yang menunjukkan bahwa peserta sudah tidak dapat konsentrasi lagi. Apa yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator ketika melihat gejala demikian? Berilah Ice breaking atau energizer. Ada banyak macam energizer atau ice breaking yang dapat digunakan dalam pelatihan. Namun jika dilihat dari metodenya dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis. 1Jenis yel-yel 2Jenis tepuk tangan 3Jenis menyanyi 4Jenis gerak dan lagu 5Jenis gerak anggota badan 6Jenis games Untuk mengenal lebih jauh tentang energizer atau ice breaking, kali ini akan saya berikan beberapa contoh singkat dari masing-masing jenis tersebut. Tapi kalau anda menghendaki tahu lebih banyak tentang ice breaking ataupun energizer bisa membaca buku saya yang berjudul ICE BREAKING DAN ENERGIZER YANG MENDIDIK. Berikut beberapa contoh singkat dari Ice breaking dan energizer tersebut : 1. Jenis yel-yel Yel-yel walaupun sederhana tetapi mempunyai tingkat “penyembuh” yang paling baik dibanding jenis lain. Dengan melakukan yel-yel selain konsentrasi menjadi pulih kembali, juga dapat menumbuhkan semangat yang tinggi dari peserta pelatihan untuk melanjutkan pelatihan. Selain itu yel-yel juga terbukti efektif untuk menanamkan esprit de corp atau kekompakan tim dalam suatu pelatihan. Banyak jenis yel yang bisa dilakukan dalam suatu pelatihan, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dari yel tersebut. Di sini akan saya jelaskan sebagai berikut:
  3. 1Jika fasilitator ingin memusatkan perhatian kembali tanpa harus berteriak-teriak,” bapak-bapak dan ibu-ibu mohon ketenangannya karena materi berikut sangat penting!”. Kalau hal itu yang kita lakukan tentu sangatlah tidak efektif. Semakin keras kita berteriak semakin gaduh pula suasana ruang pelatihan. Semakin sering kita berteriak semakin tidak terhormat pula seorang fasilitator. Bagaimana strateginya? Terlebih dahulu kita membuat kesepakatan-kesepakatan untuk melakukan yel-yel tertentu. Yel yang paling sering untuk tujuan ini adalah model-model sapa jawab. Contoh: Fasilitator menyapa Peserta menjawab Halo Hai Hai Halo Apakabar Luar biasa Selamat pagi Siap-siap Selamat siang Kerja keras Selamat sore Terima gaji Selamat malam Enak tenan Kita kembali ke… Laptop Are you ready? Yes Dsb Yel-yel tersebut dapat diciptakan sendiri berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelatihan. Jika fasilitator memandang peserta gaduh karena berbicara sendiri maka dapat menggunakan salah satu sapa jawab di atas. 1Yel juga sering digunakan untuk memompa semangat kerja tim dalam kerja kelompok. Yel-yel model ini biasanya sering digunakan untuk mengawali pekerjaan kelompok ataupun dalam mengakhiri kerja kelompok. Misalnya pada saat pelatihan peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dipersilahkan membuat yel-yel yang dapat memotivasi mereka untuk lebih semangat atau bahkan agar mempunyai daya kompetisi yang tinggi. Di sini yel- yel yang mereka ciptakan akan sangat berfariasi sebab jika ada 10 kelompok, maka akan terdapat 10 yel yang berbeda-beda. Yel-yel yang muncul seperti: Pring reketek, gunung gamping ambrol Pasti Kelompok anggrek yang paling jempol Kelompok mawar……… Oke-oke.. yes.. Dsb.
  4. 2. Jenis tepuk tangan Tepuk tangan pada awalnya adalah merupakan salah satu ekspresi kegembiraan disamping tertawa. Biasanya kegembiraan yang diekspresikan dengan tepuk tangan adalah saat mendengar atau melihat diri kita atau orang lain yang memiliki hubungan dekat dengan kita mengalami suatu keberhasilan tertentu. Misalnya kita mendengar kabar kita dinyatakan lulus ujian, atau bisa juga anak kita sedang memenangi suatu perlombaan tertentu. Ice breaking atau energizer jenis tepuk dapat dilakukan oleh siapa saja. Bagi peserta yang kurang suka menyanyi atau juga peserta yang kurang memiliki rasa percaya diri biasanya memilih model ini. Tepuk tangan juga sangat bagus dilakukan oleh siapa saja dengan tidak melihat usia. Dari anak kecil samapai orang tua tetap pantas melakukan jenis ini. Untuk kepentingan energizer dalam pelatihan, tepuk tangan dapat dimodifikasi menjadi banyak sekali modelnya. Pada kesempatan ini saya akan memberikan beberapa model tepuk tangan, klik di sini Possibly Related Posts: Antara Pemain dan Pelatih Sepakbola Gunung Berapi di Dasar Laut Cek Arah Qiblat Shalat Anda! Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Panduan Penyusunan Portopolio untuk Pengawas Share and Enjoy: Tags: fasilitasi, Pendidikan Dasar, pengembangan profesional 8 Responses to “Ice Breaking (Tips-2: Menjadi Fasilitator Idola)” 1 ariefsadiman says: 23 October 2008 at 16:39 Bagus. Tulisan-tulisan seperti ini perlu di share dengan teman-teman guru. Satu hal yang selalu membuat saya risih kalau melihat atau mendengarnya adalah semboyan Hai dan Hallo karena terlalu Amerika. Sapaan paling lazim/ spontan untuk orang (yang belum/tidak dikenal) adalah Hai (Hi). Berpapasan dengan orang/ mahasiswa lain di jalan atau tempat umum kata paling manjur untuk memecah kekakuan adalah .. hai. Saya melihat nya aneh begitu sapaan ini menular ke guru-guru kita di kecamatan / desa menarik perhatian murid2nya dengan hai - hello. Apaladi di lingkungan Madrasah. Waktu di Makasar dua hari lalu juga saya sarankan teman-teman yang memfasilatasi training Active Learning for Higher education untuk dosen-dosen UNCEN daripada memasyarakatkan Hai-hello sebaiknya cari sapaan daerah yang lebih kena / membumi. Akhirnya ditemukan sapaan ala Papua : FOI …. MOI… atau dibalik MOI…. jawabnya ….FOI.
  5. 2 sunartombs says: 23 October 2008 at 18:32 Terima kasih banyak pak Arief atas masukannya. Memang benar apa yang dikatakan bapak, dan dibeberapa daerah pernah ada protes tentang “halo-hai” terutama daerah yg berbasis islam. Pernah juga mereka mengususlkan sapa Allahu akbar jawab la illaha ilallah. Tapi barangkali kedua salam sapa tersebut terlalu “bermerk” ya ? Saya yakin berdasarkan masukan bapak Arief, akan menjadi masukan yang “mengkreatifkan” teman-teman fasilitator di lapangan. 3 Gora says: 23 October 2008 at 18:35 Betul sekali Pak Arief, saya juga pernah mendengar cerita seperti itu dari teman- teman DLC dari Aceh. Sepertinya lokalisai menjadi solusi menarik untuk teknik menyapa ini… Salut buat Pak Sunarto yang selalu membuat tulisan-tulisan kreatif di blog ini. Terus berkarya pak! 4 agusampurno says: 27 October 2008 at 19:53 Thanks Pak Sunarto dan Pak Arief, saya jadi belajar dari diskusi di atas, memang merupakan tantangan bagi seorang fasilitator untuk membuat peserta pelatihan mau dengan cepat kembali berkonsentrasi kepada pelatihan yang sedang dijalankan. Bravo DBE2!! 5 Dewa says: 26 February 2009 at 23:08 Sangat sederhana namun masuk akal. Yang penting adalah jangan sampai audience kehilangan ketertarikan dengan materi yang kita sampaikan 6 budisan68 says: 23 March 2009 at 21:19 YA…saya juga harus belajar banya dari para fasilitator, karena guru khan fasilitator juga…. PELATIHAN “SMART LEARNING” UNTUK GURU (Hari ke 2) Mei 22, 2009 oleh misswardhani Saya lupa untuk menuliskan pelatihan Smart Learning yang di persembahkan dari KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) pada hari pertama. Mungkin karena pada hari pertama saya cukup lelah hingga membuat saya melupakan menulis pengalaman pelatihan kali ini. Pelatihan hari ini, alias pelatihan hari ke 2 cukup menyenangkan. Mengapa? Yah ternyata banyak sekali hal yang dapat membantu saya dan siswa saya untuk menerima pelajaran dengan baik dan menjadi pembelajar yang baik pula. Ternyata belajar itu tidak sesulit dan semenyebalkan yang kita bayangkan selama ini. Ternyata belajar itu menyenangkan dan mudah sekali. Ada tiga hal yang menjadi sorotan pelatihan Smart Learning ini. Sorotan pertama adalah mengenai Speed Reading, SMS alias Super Memory System, dan Map Mapping. Saya akan bahas sedikit mengenai Mind Mapping. Selama ini kita dan juga siswa selalu mencatat bahan pelajaran dengan catatan klasik menurun ke bawah seperti isi buku.
  6. Sebenarnya itu lah yang membuat kegiatan belajar menjadi membosankan dan sulit. Kenapa? Karena catatan bertujuan agar kita dapat mengingat pelajaran namun nyatanya catatan klasik tidak cukup efektif untuk membuat kita jadi paham dan mengingat pelajaran dengan baik, ini dikarenakan catatan klasik tidak cukup memberikan otak kita makanan. Apa ya otak makanan? Dari pelatihan hari pertama di para peserta di sodorkan kartu- kartu berisikan 3 kategori, yang pertama gambar-gambar berwarna hitam putih, kedua adalah hanya berupa tulisan dan yang ketiga adalah gambar dengan warna yang bermacam-macam dan menarik. Setelah seluruh peserta di minta untuk mengambil gambar yang disukai kebanyakan peserta mengambil gambar yang berwarna. Sebelumnya para peserta di sodori sebuah rangkuman yang dibantu dengan gambar dan warna bernama Mind Mapping dan peserta jauh lebih mengingat catatan tersebut di bandingkan catatan klasik. Selanjutnya para peserta juga di beri deretan tulisan dan gambar dan diminta untuk menghapalkannya, ternyata para peserta lebih banyak mengingat gambar dibandingkan tulisan. Kesimpulannya adalah, bahwa kebanyakan orang dan otak termasuk juga otak siswa-siswa kita jauh lebih bisa mengingat dan berfungsi jika ada warna dan gambar. Intinya dalam menyuguhkan pelajaran sebaiknya kita sebagai guru juga menyuguhkan gambar dan warna agar membuat siswa dapat lebih mengingat pelajaran yang kita suguhkan. Begitu juga para siswa sebaiknya kita anjurkan untuk memenuhi buku catatan mereka dengan gambar dan warna. Jadi apa makanan otak? Ya, gambar dan warna. Berikut ini adalah contoh Mind Mapping mengenai Simple Present dalam pelajaran Bahasa Inggris yang bisa jadi bahan guru dan siswa agar membuat pelajaran jadi lebih menarik dan menyenangkan. 10lgkh menjemput rezki Juni 4, 2009 oleh misswardhani Jika mendengar atau melihat kata ‘Rezeki’ mungkin sebagian besar kita membayangkan setumpuk uang kertas berwarna merah atau deretan angka nol pada buku tabungan kita, namun sebenarnya rezeki itu sendiri jauh lebih luas maknanya. Rezeki udara untuk bernapas, rezeki makanan untuk mempertahankan kehidupan, rezeki ilmu guna melestarikan bumi, rezeki iman untuk menenangkan jiwa kita, rezeki kesehatan untuk kelapangan kegiatan kita, serta berlimpah rezeki lain yang sadar atau tidak sadar kita lewatkan. Ada 10 langkah menjemput rezeki: 1. Taqwa “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)”. 2. Tawakal Nabi s.a.w bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al Hakim dari Umar bin al Khattab r.a) 3. Shalat
  7. Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat dhuha), nanti pasti akan aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani) 4. Istighfar “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesuangguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-klebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12) “Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim) 5. Silaturahmi Imam Bukhari mer Diriwayatkan bahwa Rsulullah saw bersabda, “ Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahmi.” 6. Sedekah Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari) 7. Berbuat Kebaikan “Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al qashash: 84) Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambanya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad) 8. Berdagang Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (Riwayat Ahmad) 9. Bangun Pagi Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya, “Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Tuhamzekiu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.” (HR. Al-Baihaqi) 10. Bersyukur “Sesungguhnya jika kami bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
  8. dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat sedih.” (QS Ibrahim: 7) Karenanya apapun rezeki yang kita harapkan maka akan selalu ada langkah yang harus kita usahakan. Dan yang paling utama adalah selalu memelihara rasa syukur terhadap semua yang sedang kita miliki sekarang. Source: Majalah Zakat Nurani, DPU Kaltim, Ed 06/1430 H Workshop The Great Teacher for The Great School Development (1) Agustus 23, 2008 oleh misswardhani Siang tadi saya menghadiri sebuah workshop di gedung biru (sebutan untuk gedung harian Kaltim Post). Workshop tersebut bertema pendidikan, karena itu seluruh pesertanya adalah merupakan para guru; guru dari berbagai instansi pendidikan dan dari berbagai jenjang ajaran. Workshop yang bertema “The Great Teacher for The Great School Development” ini inti materinya adalah memberi semangat dan motivasi bagi para guru untuk lebih mencintai pekerjaannya, merubah diri menjadi guru hebat, dan memotivasi guru untuk dapat memotivasi siswanya. Hal ini dalam rangka menuju bentuk Sekolah Internasional. Saya akan bahas satu persatu mengenai isi materi dari workshop siang tadi. Yang pertama adalah motivasi. Saya sadari bahwa selama ini siswa-siswi kelas 8 tempat saya menjadi wali kelas sedang mengalami krisis percaya diri, krisis keyakinan diri, dan krisis motivasi hidup dan belajar. Terus terang saya baru 1.5 bulan ini menjadi wali kelas 8 dan saya buta soal mereka. Saya sudah pernah bertanya dengan mantan wali kelas mereka mengenai kondisi siswa-siswa saya dan jujur, saya masih sedikit bingung harus memulai dari mana untuk bisa mengatasi atau setidaknya membantu sedikit masalah- masalah yang dialami siswa siswi saya. Dalam pengambilan nilai pertama, hampir 70% mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan minimal. Mungkin saya mengerti dan memahami permasalahan mereka karena kegagalan tersebut mungkin di sebabkan oleh faktor kesukaan siswa terhadap pelajaran tertentu. Saya memahami tiap anak punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda namun rasanya tetap saja saya merasa sedih melihat nilai mereka yang hancur lebur begitu. Satu hal yang sangat pasti dan dapat saya rasakan, siswa-siswa saya mengalami krisis motivasi. Mereka tidak paham untuk apa mereka sekolah dan belajar, kalaupun ada mungkin hanya beberapa dan sisanya akan berkata “Disuruh orang tua”, “Untuk cari kerja dapat uang”, “Supaya pintar”, “Supaya bisa lulus SMP”, “Supaya…bla…bla… bla…” jawaban yang sangat dangkal dan tidak bernyawa. Saya merasa mereka tidak paham benar mengapa mereka harus sekolah, mengapa mereka harus belajar, mengapa mereka harus paham pelajaran ini dan itu. Pernah sekali saya bertanya pada beberapa diantara mereka mengenai cita-cita dan kemampuan atau kelebihan diri mereka. Banyak diantara mereka yang menjawab “saya nggak tau mau jadi apa” atau “masih belum kepikiran mau jadi apa” atau “perasaan, saya nggak punya kelebihan deh!” jawaban yang sungguh sangat memprihatinkan. Seorang siswa yang tidak tahu atau tidak punya cita-cita bagaikan air yang mengalir tanpa arah tujuan. Tapi begitu mereka ditanya apa kekurangan mereka maka mereka akan dengan cepat dan panjang lebar merendahkan dan menjelek-jelekkan diri mereka dengan ungkapan “Saya ini nggak pintar, nggak suka belajar, suka tu la lit kalau
  9. dijelaskan guru tentang pelajaran…” Sungguh sayang sekali memang memiliki siswa- siswi yang merupakan calon pemimpin masa depan bangsa ini begitu tidak percaya diri dan tidak mengetahui kelebihan diri sendiri. Sedih. Untuk itu jelas sekali yang harus saya bangun dulu adalah motivasi mereka. Dorongan untuk mereka supaya mereka tahu dan paham mengenai kelebihan diri mereka yang harus bisa mereka eksploitasi, mengetahui tentang kelemahan mereka yang harus mereka perbaiki, membuat mereka memahami betapa pentingnya memiliki cita-cita, impian, dan tujuan, serta membuat mereka mengerti untuk apa sejatinya mereka belajar. Dan untuk itu sudah banyak sekali ide dalam kepala saya untuk bisa mewujudkan kelas 8 menjadi kelas yang penuh harapan dan motivasi yang tinggi dan siswa-siswi yang penuh senyum menyambut masa depan yang keras karena mereka sudah paham dengan kemampuan diri mereka sendiri. Rencana saya mungkin bisa diawali dengan motivasi tiap pagi secara rutin, menjelaskan pada mereka bahwa setiap manusia itu menentukan nasibnya sendiri. Dan kemudian dilanjutkan dengan 2 tindakan konsultasi dan dialog, pertama dialog secara rutin berkala dengan siswa, disini saya akan mencoba untuk menjadi tempat mereka bisa memuntahkan segala unek-unek dan keluhan atau tempat berbagi kebahagiaan dengan mereka selain memasukkan motivasi-motivasi secara individu untuk perkembangan motivasi mereka, yang kedua adalah tentu saja dengan berdialog dengan orang tua karena bagaimanapun orang tua harus juga terlibat secara penuh dalam memunculkan dan mengembangkan motivasi ini. Pihak sekolah tidak akan pernah berhasil menjalankan apapun tanpa dukungan penuh dari pihak orang tua dan keluarga. Yah… saya berharap dengan langkah kecil ini bisa membuat perubahan kecil. Mungkin sekarang baru langkah kecil dan berharap perubahan kecil tapi saya percaya sebuah kepakan sayap kupu-kupu bisa mempengaruhi besarnya angin tornado. Every little thing is worth! IT Support ApaKabar PSBG menyediakan dukungan teknis untuk pengelola PSBG, MTT, LRC untuk memudahkan mereka dalam melakukan perawatan terhadap perangkat ICT (Information & Communication Technology) yang ada di PSBG, seperti Komputer (Desktop dan Laptop), LCD Proyektor, Software, UPS (Uninterruptable Power Supply), Camcorder dan Kamera Digital. Berikut merupakan Frequently Asked Question (FAQ) atau pertanyaan yang sering ditanyakan tentang perangkat-perangkat ICT yang ada. Software : 1. Bagaimana melindungi komputer PSBG dari serangan virus? 2. Bagaimanakah cara mengetahui komputer kita terkena serangan virus? 1. Rating: +0 Bagaimana melindungi komputer PSBG dari serangan virus? Untuk melindungi komputer PSBG dari serangan virus, Anda harus menginstalasikan aplikasi/program Antivirus. Anda dapat menggunakan aplikasi/ program antivirus PCMAV sebagai antivirus gratis. Langkah pertama adalah Anda harus mendownload software tersebut disini. Kemudian ekstrak file hasil download menggunakan aplikasi WinZIP/WinRAR ke Drive C (Harddisk). Lalu jalankan file PCMAV-RTP.exe
  10. 2. Rating: +0 Bagaimanakah cara mengetahui komputer kita terkena serangan virus? Anda harus melakukan pemindaian/scanning untuk memeriksa apakah komputer Anda telah terjangkiti virus, caranya jalankan aplikasi PCMAV yang telah ada di komputer dengan melakukan klik dua kali pada file PCMAV-CLN.exe. Untuk lebih jelasnya silahkan download panduan berikut. Tentang Kami Apa Kabar PSBG ini sengaja dibuat sebagai wadah berbagi informasi tentang perkembangan PSBG di seluruh daerah di Indonesia. Dari kita, oleh kita, untuk kita. Silakan kirim informasi berkaitan dengan pengembangan PSBG di daerah Anda, terutama tentang berita kegiatan, kesulitan yang dihadapi, hasil yang telah dicapai, dukungan dan peran serta informasi lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan 1-2 foto yang berkaitan dengan informasi tersebut sebagai pelengkap. Tentang Program DBE (Decentralized Basic Education) Program Desentralisasi Pendidikan Dasar (DBE) ialah program kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat. Program ini merupakan payung kerjasama antara Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan USAID. Tujuan dari program ini ialah peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia melalui tiga komponen kegiatan yang saling berintegrasi, yaitu: 1) desentralisasi manajemen dan tata pelayanan pendidikan yang lebih efektif (DBE1), 2) peningkatan kualitas belajar mengajar (DBE2), serta 3) peningkatan relevansi pendidikan menengah dan pendidikan luar sekolah melalui kecakapan hidup dan keterampilan vokasional (DBE3). Area yang dicakup Program Desentralisasi Pendidikan Dasar USAID/Indonesia (Program DBE) ialah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Program ini berlangsung mulai tahun 2005 sampai 2010 dan diharapkan akan membantu meningkatkan pendidikan untuk lebih dari 2.400 sekolah dan lebih dari 250 ribu siswa di 100 kabupaten/kota. Program DBE tersusun atas 3 komponen, yaitu DBE1, DBE2, dan DBE3 Tentang DBE2 Secara prinsip, target DBE2 diberikan untuk masyarakat dan sekolah yang kurang beruntung, para guru, siswa, serta proses pembelajaran yang kreatif. Kegiatan DBE2 mencakup training berbasis gugus, lingkungan pembelajaran yang aktif dan partisipatif, pengkajian performa pendidikan, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Share and Enjoy:

Kamis, 03 Februari 2011

seperti Namanya

ilmu padi
makin tunduk ianya makin berisi.
semoga setiap yang berilmu
mengamalkan ini